Detail Repositori

Abstrak
Bali merupakan daerah yang sangat terkenal dan dikenal di mata dunia, hal tersebut dikarenakan Bali memiliki identitas berupa kearifan lokal serta kultur atau budaya yang beragam. Keberagaman budaya ataupun tradisi di Bali tercermin dalam suatu sistem atau konsep keagamaan yang dikenal dengan istilah yajna. Setiap aktifitas umat Hindu di Bali senantiasa diikuti oleh rangkaian ritualitas yajna, sehingga dalam realitanya sehari-hari keberadaan yajna menjadi sebuah kewajiban bagi setiap masyarakat Hindu. Salah satunya adalah keberadaan upacara Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Keunikan upacara ini selain dikarenakan tempat prosesinya di Pura Bale Agung juga dikarenakan pada keunikan tatanan unsur penggunaan bija yang didalamnya dipadukan atau dicampur dengan darah kucit butuan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini ada tiga permasalahan yang akan dibahas, antara lain: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan dari Upacara Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung? (2) Apakah fungsi dari Upacara Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung? (3) Nilai-nilai pendidikan apa sajakah yang terkandung dalam Upacara Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung?. Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah adalah: teori religi, fungsional struktural dan teori nilai. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan budaya sebagai pendekatan penelitian. Adapun lokasi penelitian adalah di Desa Adat Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, sedangkan penentuan informan menggunakan tekhnik purposive sampling. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: metode observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Data yang telah dikumpul selanjutnya diolah dengan cara menghubungkan atau mentabulasi temuan serta mengiterpretasi sesuai dengan kualitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pelaksanaan upacara Ngerebeg dibagi dalam 2 tahap, yaitu; Tahap persiapan, mengunakan banten tingkatan Nista (kecil) yaitu Yingan atau Cane. Tahap proses pelaksanaan, diawali dengan prosesi mempersembahkan Sarwa Pepranian di Pura Dalem Tegal, dilanjutkan dengan penyamblehan Kucit Butuan dan mempersembahkan banten Pejati. Adapun darah Kucit Butuan yang telah disambleh selanjutnya dicampurkan dengan Bija yang telah dipersiapkan sebelumnya dan dibagikan kepada masyarakat setempat setelah melakukan prosesi persembahyangan bersama. Prosesi selanjutnya adalah nedunang Sesuhunan Ida Patapakan untuk mengelilingi desa, dan diakhiri dengan menghaturkan Segehan Agung. Fungsi dari pelaksanaan upacara Ngerebeg diantaranya; 1) fungsi religi, dikaitkan dengan keberadaan banten sebagai media untuk menuangkan kehalusan jiwa dan keikhlasan serta sebagai upaya religius agar terhindar dari malapetaka. Dikaitkan pula dengan keberadaan sesuhunan Ida Petapakan (barong dan rangda) yang memberikan rasa keyakinan bagi masyarakat bahwa ada suatu kekuatan yang melindungi mereka. 2) fungsi keharmonisan, memberikan gambaran keyakinan bahwa keharmonisan alam lingkungan akan tercapai jika umat manusia ikut serta menjaga tatanan keharmonisan dengan alam itu sendiri. 3) fungsi penyucian, baik terhadap bhuwana agung maupun bhuwana alit. Keberadaan sarana upacara (banten) yang dipergunakan dalam upacara Ngerebeg memberikan kontribusi positif mengembalikan kesucian alam lingkungan desa setempat. 4) fungsi pelestarian, terkait dengan keberadaan simbol barong serta rangda yang merupakan salah satu seni budaya yang masih tetap terjaga kelestariannya di Bali. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Ngerebeg, antara lain: Nilai sradha, yang menekankan pada keyakinan bahwa upacara Ngerebeg dilaksanakan sebagai sebuah konsep kedamaian dan keharmonisan serta kestabilan lingkungan. Nilai etika, yang ditunjukkan dengan menjaga sikap atau perilaku dalam hal berbusana, dalam menyusun upakara dan pada saat mengikuti prosesi upacara. Nilai estetika, terlihat pada prosesi pembuatan banten yang menggunakan hiasan janur yang diwujudkan dalam bentuk canang, reringgitan dan lain sebagainya. Nilai sosial, terlihat pada kebersamaan masyarakat dalam mempersiapkan serta dalam menjalankan prosesi upacara Ngerebeg. Nilai persatuan dan kesatuan, terlihat pada kekompakan, serta rasa persaudaraan antar anggota banjar dalam melaksanakan yajna. Nilai musyawarah mufakat, terlihat pada forum pesangkepan banjar untuk memutuskan ketentuan pelaksanaan prosesi upacara.

Keywords
Eksistensi, Upacara Ngerebeg, Perspektif, Pendidikan Agama Hindu

Jenis Repostori
Penelitian
Nama Jurnal

ISSN
Tanggal Terbit
12 April 2019

Volume
ISSUE

File Repository
Download File Repository