Detail Repositori

Abstrak
Komunitas-komunitas Muslim di Bali memiliki sederetan kisah asal-usul serupa yang tersebar di seluruh kabupaten kota yang ada, seperti Kabupaten Buleleng, Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar, Badung, Tabanan, dan Jembrana. Seperti halnya Buleleng yang terkenal dengan komunitas Muslim Pegayaman, Kampung Bugis, Kampung Slam, dan lainnya. Tetapi yang belum pernah terungkap adalah komunitas Muslim yang justru berada di sebuah desa tua dan sangat tradisional yang di Bali disebut dengan desa Bali Aga yaitu Desa Pakraman Julah. Desa Bali Aga adalah desa yang sangat sedikit mendapatkan pengaruh asing, namun dalam sebuah desa ternyata ada nilai multikultur yang tersembunyi di dalam Desa Pakraman Julah. Maka yang peril diteliti adalah: 1) bagaimana latarbelakang komunitas Hindu-Islam di Dusun Batu Gambir, Desa Pakraman Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng?; 2) bagaimana pola interaksi komunitas Hindu-Islam di Dusun Batu Gambir, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng?; dan 3) apa dampak dan makna dari pola interaksi komunitas Hindu-Islam di Dusun Batu Gambir, Desa Pakraman Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ? Hasil penelitian: 1) Komunitas Hindu-Muslim di Dusun Batu Gambir Desa Julah adalah berasal dari pengikut Ida Dewa Ketut Panji punggawa di Tejakula. Berikutnya berasal dari pengungsian letusan gunung diperkirakan tahun 1943. 2) Pola interaksi komunitas Hindu-Islam di Dusun Batu Gambir yakni bidang keagamaan penghormatan terhadap ibadah; bidang sosial kerja sama, mediasi dan toleransi, bidang kebudayaan memunculkan nilai toleransi yang tinggi terhadap budaya Hindu-Islam, dan bidang kekerabatan terjadi karena perkawinan dan perdagangan, pengolahan tanah desa, dan tata krama sehari-hari. 3) Dampak dan makna interaksi komunitas Hindu-Islam, terdiri dari dampak negatifnya adalah perubahan dari segi bertata krama, bahasa; dampak positifnya adanya pelajaran multikultur; kesetaraan, inklusivisme, toleransi, dan kerja sama. Makna interaksi komunitas Hindu-Islam: 1) makna multikultur, pertemuan dua agama dan ras membentuk nilai-nilai multikultur; 2) makna solidaritas, penyelesaian permasalahan menuju kepada kesamaan persepsi dan saling toleransi; 3) makna kesetaraan sebagai upaya kesetaraan masing-masing ras dan agama; 4) makna inklusivisme menyebutkan adanya cara pandang yang berbeda satu sama lain tidak ekslusif, dan 5) makna kerukunan dalam interaksi tersebut sudah selayaknya terjadi kerukunan yang timbul dari toleransi yang tinggi, kerja sama, dan penghargaan terhadap perbedaan.

Keywords
Pola Interaksi, Hindu-Muslim, Kerukunan Antar Umat Beragama, Dusun Batu Gambir-Julah

Jenis Repostori
Penelitian
Nama Jurnal

ISSN
Tanggal Terbit
05 January 2017

Volume
0
ISSUE
0

File Repository
Download File Repository