Detail Repositori

Abstrak
Kearifan lokal di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bali diakui oleh pemimpin dunia dapat memberi inspirasi dan bisa diimplementasikan dalam membangunan peradaban global menuju kehidupan yang damai serta harmonis. Demikian pula di tengah dinamika globalisasi, para pemimpin agama-agama di dunia sering memuji kerukunan hidup beragama di Indonesia, terlebih-lebih di Bali, bisa dijadikan contoh dalam mengimplementasikan ajaran agama yang kontekstual dengan lingkungan dan perkembangan globalisasi. secara konsepsual, kearifan lokal (local wisdom) dan keunggulan lokal (local genius) merupakan bagian dari kebudayaan. Kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara dan prilaku yang melembaga secara tradisional dalam mengelola sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumberdaya budaya. Keunggulan lokal (local genius) adalah bagian dari kearifan lokal yang terseleksi, teruji dan sangat unggul dalam kualitas secara lokal dan universal, sehingga bukan saja berperan penting bagi pembentukan identitas dan kebanggaan, namun juga sangat potensial bagi pengembangan kemampuan kompetensi, baik lintas wilayah maupun lintas budaya. Pola kehidupan bermasyarakat di Bali secara tradisional terikat dalam satu desa adat1, yang lebih jauh terbagi-bagi dalam kelompok lebih kecil disebut banjar. Krama desa (warga desa) memiliki kemampuan tersendiri dalam mengimplementasikan konsep-konsep kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari seperti terjadi di Desa Adat Kuta. Desa Adat Kuta yang terletak di Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, merupakan salah satu desa adat di Bali yang telah berkembang pesat menjadi destinasi wisata internasional, sehingga eksistensi kearifan lokal desa adat Kuta tentu tidak bisa lepas dari dampak pariwisata tersebut. Untuk melihat lebih jauh revitalisasi kearifan lokal dalam meningkatkan kerukunan umat beragama di Desa Adat Kuta, sehinga umat beragama dapat hidup harmonis dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang telah berkembang menjadi kawasan wisata internasional, penelitian ini difokuskan pada 3 permasalahan yakni; (1) Bagaimana revitalisasi kearifan lokal di bidang palemahan (lingkungan) dalam meningkatkan kerukunan umat beragama di Desa Adat Kuta? ; (2) Bagaimana revitalisasi kearifan lokal di bidang pawongan (manusia) dalam meningkatkan kerukunan umat beragama di Desa Adat Kuta?; (3) Bagaimana revitalisasi kearifan lokal di bidang parahyangan (Ketuhanan) dalam meningkatkan kerukunan umat beragama di Desa Adat Kuta? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan emic. Dari hasil penelitian diketahui, kebersamaan dan kerukunan umat beragama di Desa Adat Kuta yang multietnis, berbeda agama, dan budaya merevitalisasi kearifan lokal, mencerminkan adanya kesadaran individu untuk saling menyesuaikan diri, saling memberikan tanda simbolik dalam melestarikan lingkungan sesuai ajaran suci agama masing-masing yang diyakini. Revitalisasi kearifan lokal yang mengacu pada konsep ruang, waktu dan tempat telah diimplementasikan dengan baik, sehingga kearifan lokal tetap eksis di tengah dinamika Desa Adat Kuta yang sering disebut “kampung global”. Konsep tri hita karana yang melandasi kehidupan desa adat ini mengandung nilai yang penuh “makna” dan “relevansi”. Mereka duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, di antara mereka tidak ada yang merasa lebih hebat dibanding yang lain. Dalam konteks kerukunan umat beragama, revitalisasi makna pesan kearifan lokal bidang Pahyangan berhasil diimplementasikan, seperti yang dilakuka umat Hindu dalam kelompok pesantian atau umat Muslim dalam pengajian-pengajian secara rutin. Di bidang Pawongan, umat beragama di Kuta merevitalisasi konsep manyamabraya dengan meningkatkan kebersamaan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, saling membantu dalam kegiatan sosial religious. Dan di bidang Palemahan, revitalisasi kearifan local ritual Tumpek Bubuh dengan melakukan kerja sosial bersama merawat lingkungan, menghijaukan dan menjaga pesisir pantai Kuta sebagai objek wisata. Agama yang menyangkut substansi doktrin, nilai-nilai dan pola tingkah laku dalam keberagamaan merupakan “religious modalities” yang menentukan bagaimana dunia dengan perubahan-perubahannya dikonsepsikan dan ditata untuk mewujudkan kerukunan, keharmonisan kehidupan beragama.

Keywords
Revitalisasi, Kearifan Lokal, Kerukunan, Umat Beragama

Jenis Repostori
Jurnal
Nama Jurnal
Jurnal Penelitian Agama

ISSN
1979-6935
Tanggal Terbit
27 February 2017

Volume
7
ISSUE

Link File
http://ejournal.ihdn.ac.id.
File Repository
Download File Repository