Detail Repositori

Abstrak
Masyarakat Bali dalam kehidupannya senantiasa dituntun oleh nilai-nilai budaya Bali yang bercorak religius. Nilai adalah bagian yang terpenting dalam kepercayaan yang diterapkan oleh anggota masyarakat atau penduduk yang khas dari berbagai kalangan dalam masyarakat mengenai apa yang diinginkan baik atau buruk. Proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Adat Bali dalam interaksi sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan simbol baik verbal maupun nonverbal. Simbol yang digunakan dalam proses komunikasi memiliki makna komunikasi yang telah disepakati, sebab simbol yang digunakan dalam berkomunikasi sesama krama adat telah mewakili sesuatu yang telah disepakati secara bersama-sama. Kesenian merupakan bagian dari tradisi umat Hindu di Bali, dimana sangat erat kaitannya dengan upacara keagamaan, oleh karena itu seni atau kesenian sudah mendarah daging bagi masyarakat di Bali. Kesenian di Bali sering sekali digunakan sebagai media untuk mengiringi suatu prosesi upacara keagamaan. Upacara keagamaan sering juga disebut dengan Yadnya, dimana Yadnya diartikan sebagai pemujaan, persembahan, korban suci atau juga Yadnya sering diartikan sebagai pengorbanan yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih yang didasari dengan ketulusan hati yang mulia untuk melakukan persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Tari Nampyog Nganten merupakan tarian wali yang dilaksanakan dalam upacara piodalan di Pura Samuan Tiga sebagai tari penyucian dalam rangkaian Ida Bhatara akan tedun dari Pengaruman Ageng, tari Nampyog Nganten dibawakan oleh sekelompok penari wanita disebut dengan permas. Pementasan Tari Nampyog Nganten diiringi dengan musik pengiring yaitu angklung dan gong kebyar yang menambah nilai sakral dari tarian ini. Di samping itu tarian ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kehadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura Samuan Tiga atas karunia yang telah dilimpahkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak berani untuk tidak melaksanakan tarian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara holistik aspek komunikasi nonverbal pada tarian sakral di Bali dengan fokus studi Tari Nampyog Nganten di Pura Samuan Tiga Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi teori komunikasi nonverbal, teori interaksionisme simbolik, dan teori dramaturgi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dengan tokoh masyarakat adat, penari dan studi dokumentasi.

Keywords
komunikasi nonverbal, tarian sakral, simbol, budaya, tari nampyog nganten.

Jenis Repostori
Penelitian
Nama Jurnal

ISSN
-
Tanggal Terbit
01 July 2018

Volume
01
ISSUE
1