Detail Repositori

Abstrak
Agastya Parwa merupakan naskah Jawa Kuna yang berbentuk prosa dan usianya tergolong tua (Abad IX-XI M). Teks Agastya Parwa sebenarnya berkaitan erat sekali dengan nama Bhagawān Agastya sebagai seorang Maha Resi Hindu yang berjasa dalam penyebaran agama Hindu dari lembah sungai Sindhu ke seluruh India, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang, dan juga Indonesia. Menurut literatur-literatur, teks Agastya Parwa termasuk ke dalam kelompok parwa, teks Agastya Parwa digunakan juga sebagai sumber dalam ber-yajña, ini berarti teks ini termasuk ke dalam kelompok upacara. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana struktur yajna dalam teks Agastya Parwa ? 2) Mengapa yajña dilaksanakan oleh umat Hindu ?, dan 3)Bagaimanakah implementasi yajña dalam teks Agastya Parwaterhadap kehidupan beragama umat Hindudi desa Pakraman Nyitdah, Kediri, Tabanan ? Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) teori, yaitu teori hermeneutika, fungsionalisme struktural, dan religi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan teknik pengumplan data yaitu observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Hasil Penelitian adalah Struktur yajna dalam teks teks Agastya Parwa mengungkapkan bahwa terdapat panca yadnya yaitu Pitra yajña, Resi yajna, Dewa yajna, Manusa yajna, dan Butha yajna, 2.Faktor penyebab dilaksanakannya yajna antara lain faktor Parhyangan, faktor Pawongan, dan faktor Palemahan. Faktor Parahyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan, seseorang yang memuja Tuhan akan mendapatkan pahala yang luar biasa, namun kelengkapan sarana dalam memuja Tuhan juga harus diperhatikan agar tidak menimbulkan pahala yang tidak baik pada kehidupan yang akan datang. Faktor Pawongan merupakan hubungan manusia dengan manusia. Di dalam teks Agastya Parwa dijelaskan mengenai hubungan antara manusia dengan manusia, seperti pengendalian diri. Di samping mengendalikan diri, dalam hubungan manusia dengan manusia diharapkan menjalankan sesuai dengan swadharma-nya, menjalankan swadharma ini haruslah sesuai dengan caturwarṇa. Faktor Palemahan adalah hubungan antara manusia dengan alam, di dalam teks Agastya Parwa menguraikan bahwa binatang dan tumbuhan adalah saudara manusia karena binatang dan tumbuhan merupakan keturunan dari para ṛṣi. Implementasi Yajna dalam teks Agastya Parwa dalam keberagamaan Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kediri, Tabanan ada 3 (tiga), antara lain, Implemetasi dalam pemujaan/teologi Hindu dalam yajna, Implementasi pemahaman kosmologi Hindu dalam yajna, dan usaha pencapaian Kamokṣan dalam yajna untuk kebahagiaan. Pemujaan. teologi Hindu yang ada di dalam teks Agastya Parwa bersifat religius maka di dalamnya pemujaan kepada Tuhan ditekankan. Yajña merupakan agnihotrādi atau dapat diartikan pemujaan terhadap Dewa Śiwāgni, yang kemudian dibagi lagi menjadi 5 (lima) jenis yajña yang kemudian dikenal dengan pañcayajña. Implementasi pemahaman kosmologi Hindu, yaitu proses penciptaan alam semesta diawali dengan datangnya mahapralaya, setelah itu barulah Bhaṭṭāra Sadāśiwa berkeinginan untuk menciptakan alam semesta.. Usaha pencapaian Kamokṣan antara lain apabila seseorang ingin mencapai mokṣa diibaratkan seperti mendaki gunung. Tidak mungkin seseorang yang akan mendaki gunung langsung mencapai puncak gunung tanpa melewati kaki gunung dan lambung gunung.

Keywords
Implementasi, Yajna, Teks Agastya Parwa

Jenis Repostori
Penelitian
Nama Jurnal

ISSN
Tanggal Terbit
07 April 2020

Volume
ISSUE

File Repository
Download File Repository