Detail Repositori

Abstrak
Perjuangan politik identitas untuk menjaga kebertahanan budaya dan desa pakraman di Bali, yang paling penting diperhatikan adalah keberadaan budaya, desa pakraman, dan Agama Hindu di Bali tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Terlebih-lebih jika dikaitkan dengan Bali sebagai destinasi pariwisata yang tetap mengembangkan pariwisata budaya, maka arah kebijakan pembangunan di bidang politik harus berpihak kepada upaya-upaya mempertahankan budaya, desa pakraman, dan Agama Hindu di Bali. Jika tiga pilar utama penyangga identitas Bali ini tidak mendapat kebijakan politis, maka secara perlahan budaya, desa pakraman, dan Agama Hindu di Bali memasuki jurang kehancuran. Fenomena-fenomena ke arah kehancuran itu saat ini sudah mulai tampak di Bali yang bisa dilihat dari semakin banyak para pendatang luar Bali tinggal di pedesaan wilayah desa pakraman baik sebagai pedagang, buruh bangunan, atau sebagai penghuni kavling perumahan baru. Implementasi falsafah Tri Hita Karana yang menjadi landasan desa pakraman di Bali mulai semakin jauh dari harapan, sehingga pola hidup dan gaya hidup krama desa pakraman di Bali semakin banyak yang tidak sejalan dengan budaya dan tuntunan moral Agama Hindu Bali. Karena itu, yang sangat penting ke depan mendapat perhatian para penguasa dalam berpolitik adalah membangkitkan dan menjaga moralitas kekuasaan politik yang berbudaya dan bermoral agama. Desa Adat Kuta yang telah berkembang menjadi destinasi pariwisata internasional, bisa menjadi salah satu contoh tentang keberhasilan pemimpin di tingkat desa membangun kebijakan politik yang berpihak kepada terjaga identitas budaya, desa pakraman, dan Agama Hindu.

Keywords
Politik, identitas, budaya, desa pakraman

Jenis Repostori
Jurnal
Nama Jurnal
Sinar Mas

ISSN
1907-9184
Tanggal Terbit
27 February 2017

Volume
3
ISSUE

File Repository
Download File Repository