Detail Repositori
Abstrak
Paling tidak ada enam simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain pertama, penelitian ini mematahkan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa SE Walikota Surakarta pada 2007 memiliki pengaruh besar untuk menggerakkan gerakan zakat di kota Surakarta. Namun pengaruhnya tidak berkesinambungan karena sejak 2009an BAZ Kota Surakarta seperti matisuri. Para pengelola LAZ dan masyarakat tidak banyak yang mengetahui keberadaan BAZ Kota. Fenomena ini memperlihatkan sebuah kebijakan publik yang diambil seorang pejabat publik membutuhkan kesinambungan untuk menjalankannya dan strong leadership. Kedua, OPZ memiliki cara yang berbeda dalam mengelola zakat, namun dari aspek manajemen pengelolaan terdapat perbedaan yang signifikan. BAZ Kota Surakarta karena keterbatasannya cenderung konvensional dan tradisional. Sedangkan LAZ sudah mengelola dengan cara-cara modern, baik pengumpulan maupun pendistribusiannya. Perbedaan yang cukup kentara yang tidak dimiliki BAZ Kota Surakarta adalah program dan kegiatan serta media yang digunakan LAZ. Ketiga, baik BAZ dan LAZ sudah siap menghadapi dan menjalankan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2011, meskipun dalam persiapan tersebut mereka juga menghadapi hambatan. Khusus BAZ Kota Surakarta, hambatan paling berat yang tidak dihadapi LAZ adalah struktur kepengurusan dan prasarana. Keempat, LAZ sudah mengajukan ijin operasional meskipun di lapangan ada beberapa kesulitan yang dihadapi, sedangkan BAZ Kota Surakarta ijinnya tinggal menunggu perda untuk segera menjadi BAZ Kota Surakarta. Kelima, gerakan zakat masih belum tumbuh subur karena belum menjadi panggilan dan kesadaran dari umat Islam di Surakarta. Hal ini dikarenakan budaya militan yang setengah hati, dan keenam, Perwali sebagai perda yang ditandatangani Walikota Surakarta telah turun. Pemkot dan Kankemenag menganggap Perwali sebagai oase yang diyakini dapat menyelesaikan masalah seputar kepengelolaan dan kepengurusan BAZ. LAZ menganggapnya sebagai pintu untuk menjalin kolaborasi dengan Pemkot dan Kankemenag.
Paling tidak ada enam simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain pertama, penelitian ini mematahkan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa SE Walikota Surakarta pada 2007 memiliki pengaruh besar untuk menggerakkan gerakan zakat di kota Surakarta. Namun pengaruhnya tidak berkesinambungan karena sejak 2009an BAZ Kota Surakarta seperti matisuri. Para pengelola LAZ dan masyarakat tidak banyak yang mengetahui keberadaan BAZ Kota. Fenomena ini memperlihatkan sebuah kebijakan publik yang diambil seorang pejabat publik membutuhkan kesinambungan untuk menjalankannya dan strong leadership. Kedua, OPZ memiliki cara yang berbeda dalam mengelola zakat, namun dari aspek manajemen pengelolaan terdapat perbedaan yang signifikan. BAZ Kota Surakarta karena keterbatasannya cenderung konvensional dan tradisional. Sedangkan LAZ sudah mengelola dengan cara-cara modern, baik pengumpulan maupun pendistribusiannya. Perbedaan yang cukup kentara yang tidak dimiliki BAZ Kota Surakarta adalah program dan kegiatan serta media yang digunakan LAZ. Ketiga, baik BAZ dan LAZ sudah siap menghadapi dan menjalankan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2011, meskipun dalam persiapan tersebut mereka juga menghadapi hambatan. Khusus BAZ Kota Surakarta, hambatan paling berat yang tidak dihadapi LAZ adalah struktur kepengurusan dan prasarana. Keempat, LAZ sudah mengajukan ijin operasional meskipun di lapangan ada beberapa kesulitan yang dihadapi, sedangkan BAZ Kota Surakarta ijinnya tinggal menunggu perda untuk segera menjadi BAZ Kota Surakarta. Kelima, gerakan zakat masih belum tumbuh subur karena belum menjadi panggilan dan kesadaran dari umat Islam di Surakarta. Hal ini dikarenakan budaya militan yang setengah hati, dan keenam, Perwali sebagai perda yang ditandatangani Walikota Surakarta telah turun. Pemkot dan Kankemenag menganggap Perwali sebagai oase yang diyakini dapat menyelesaikan masalah seputar kepengelolaan dan kepengurusan BAZ. LAZ menganggapnya sebagai pintu untuk menjalin kolaborasi dengan Pemkot dan Kankemenag.
Keywords
Jenis Repostori
Penelitian
Penelitian
Nama Jurnal
ISSN
Tanggal Terbit
07 April 2017
07 April 2017
Volume
ISSUE
File Repository
Download File Repository
Download File Repository