Detail Repositori

Abstrak
Tradisi Petik Laut dalam Masyarakat Jawa di Pantai Muncar, dilaksanakan pada bulan Suro dan mempunyai tahapan, persiapan dimana masyarakat membentuk panitia pelaksanaan tradisi Petik Laut kemudian dilanjutkan dengan penggalian dana di masyarakat Desa Kedungrejo yang dilakukan oleh panitia serta penyiapan sarana upacara yang digunakan dalam tradisi Petik Laut; pelaksanaan tradisi Petik Laut yang diawali dengan melakukan istigosah, kenduri, ider bumi, syukuran dan larung saji. Fungsi tradisi Petik Laut di Pantai Muncar, mempunyai fungsi Sosial yaitu mengembangkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan masyarakat Kedungrejo, Muncar, ditengah arus informasi dan modernisasi; Fungsi Religius yaitu dengan pelaksanaan tradisi Petik Laut dapat menumbuhkan keyakinan masyarakat kepada Tuhan dan mengucapkan rasa syukur atas segala anugrahnya berupa kemakmuran dan kedamian, sehingga diharapkan tradisi ini tetap dipertahankan. Pada pelaksananaan upacara Petik Laut juga sangat membutuhkan suatu etika karena hal itu akan menambah kesakralan di dalam pelaksanaan ritual itu. Peranan etika dalam hal ini menempati posisi penting setelah semua persiapan upacara dilengkapi, hal ini merupakan wujud dari adanya filosofis yang ada didalam keberadaan Larung saji (menghanyut Sesaji) itu sendiri mengandung nilai spiritual tinggi. Pelaksnaan tradisi Petik Laut berfungsi memelihara keseimbamgan alam semesta yakni terciptanya suasana yang dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan sejahtera baik kehidupan manusia maupun makluk lainnya. Dalam konsep ajaran tentang konsep keseimbangan disebut dengan Tri Hita Karana. Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Tri yang berarti Tiga, Hita yang berarti sejahtera, dan Karana yang berarti sebab, jadi, Tri Hita Karana adalah tiga hal yang menyebapkan kesejatraan. Tri Hita Karana mengadung pengertian yaitu tiga hubungan yang harmonis, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan Hyang Maha Esa sebagai pencipta, hubungan yang harmons dengan sesamanya, dan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungannya sebagai sumber kehidupan; Teologi Hindu dalam upacara Petik Laut adalah sebagai bentuk rasa bakti umat manusia kepada Tuhan yang Esa dalam wujud dan segala manivestasiNya (bapa akasa, ibu bumi, bapa rina, ibu wengi) dan sebagai ucapan terimakasih atas segala anugrah yang diberikan kepadanya. Sebagai bentuk hubungan manusia dengan Tuhan masyarakat Muncar menjaga kesimbangan alam dengan memohon kepada Tuhan Hyang Maha Esa, yang diwujudkan dengan melaksanakan Larung Saji dipantai Muncar,dan juga dalam tradisi tersebut terkandung aspek,bahwa Tuhan Sumber Segala,hal tersebut termuat dalam doa kenduri tentang permohonan masyarakat Muncar memohon keselamatan dan terhindar dari marabahaya dalam melaut. Tradisi Petik Laut juga sebagai bentuk ucapan terimakasih dan sekaligus permohonan kepad Tuhan sebagai sumber segala yang ada Sang Sangkan paraning Dumadi/sang amurbeng jagat yang diawali dengan Selamatan/ Tasyakuran / syukuran, atas segala kemakmuran yang sudah dilimpahkan kepada masyarakat Muncar desa Kedung Rejo yang mendapatkan hasil penen ikan yang berlimpah. Demikian juga sebagai lambang sebagai ucapan terima kasih kepada beliau sebagai Sang pencipta alam semesta dan sumber segala yang ada, sehingga terwujud keharmonisan,alam,manusia dan Tuhan dalam kehidupan masyarakat Muncar.

Keywords
Teologi Hindu, Petik Laut, Masyarakat Jawa

Jenis Repostori
Jurnal
Nama Jurnal

ISSN
Tanggal Terbit
25 January 2018

Volume
ISSUE

File Repository
Download File Repository